Gradasi agregat merupakan salah satu sifat yang sangat menentukan kinerja perkerasan pada jalan. Setiap perkerasan jalan mempunyai gradasi agregat tertentu yang dapat dilihat di dalam setiap sfesifikasi material perkerasan jalan.
Agregat sering kali ditemukan didalam berbagai bentuk, seperti batuan masif di sebuah bukit,atau sebagai bawaan dari aliran sungai. Sebelum digunakan sebagai material perkerasan jalan, agregat ini harus diolah terlebih dahulu, sehingga diperoleh ageregat dengan gradasi sepert yang diminta didalam spesifikasi pekerjaan. Pengolahan dapat melalui mesin pemecah batu, atau secara manual dengan menggunakan tenagan manusia.
Ageragat hasil poduksi dari mesin pemecah batu dipisahkan berdasarkan kelompok ukurannya, dan agregat yang dapat digunakan sebagaimana ditemukan di alam mempunyai gradasi sendiri. Jadi, pada umumnya agregat yang tersedia di lapangan, baik sebagai hasil produksi mesin pemecah batu, maupun sebagaimana bentuk dan ukurannya di alam, belum memenuhi gradasi agregat sebagaimana yang disyaratkan di dalam spesifikasi pekerjaan. Untuk itu diperlukan pencampursn dari berbagai ukuran agregat seperti yang tersedia di lapangan.
Berdasarkan ukuran dominan dari kelompok agregat yang tersedia, agregat dapat dikeompokkan menjadi fraksi agregat kasar, fraksi agregat halus, dan fraksi abu batu. Jika terdapat lebih dari tiga kelompok agregat yang hendak dicampur, maka disamping pengelompokkan agregat diatas dapat ditambah pula dengan fraksi agregat sedang.
Fraksi agregat kasar adalah kumpulan agregat yang butir-butir agregatnya dominan terdiri dari ageregat kasar, sedikit agregat halus dan abu batu. Fraksi agregat halus adalah kumpulan agregat yang butir-butir agregatnya dominan terdiri dari agregat halus, sedikit agregtat kasar dan abu batu. Fraksi abu batu adalah kumpulan agregat yang butir-butir agregatnaya dominant terdiri dari abu batu , sedikit agregat kasar dan halus. Setiap fraksi agregat memepunyai gradasi yang dapat diketahui dari hasil pengujian analistis saringan.
Agregat campuran adalah agregat yang diperoleh dari mencampur secara proforsional fraksi agregat kasar, fraksi agregat halus, dan fraksi abu batu. Proporsi dari masing-masing fraksi agregat di rancang secara proprosional sehingga diperoleh gradsi agregat yang diinginkan. Agregat campuran adalah hasil pencampuran dar a % fraksi agregat kasar dengan b % fraksi agregat halus dan c % fraksi abu batu., dengan a+b+c=100%.
Agregat campuran memiliki gradasi baru yang tidak sama dengan gradasi masing-masing fraksi pembentuk agregat campuran, tetapi gradasi yang memenuhi spesifikasi yang direncanakan. Metode merancang proporsi campuran untuk nilai a,b,c dari masng-masing fraksi yang dicampur trediri dari metode analitis dan metode grafis. Hasil rancangan selanjutnya dikalibrasikan di lapangan, sesuai alat pencampur yang akan digunakan.
Pelaksanaan pekerjaan di lapangan mempergunakan alat-alat berat, dan agregat yang digunakan pun dalam jumlah besar. Hal ini mengakibatkan tak pernah diperoleh satu lengkung gradasi agregat campuran selama pelaksanaan. Berdasarkan hal itu, agregat campuran setiap jenis perkerasan mempunyai gradasi agregat yang terletak dalam satu rentang nilai. Batasan ini biasanya dinamakan batasan gradasi agregat, atau disebut juga sfesifikasi gradasi agregat campuran. Jadi, sfesifikasi agregat campuraran adalah nilai rentang gradasi agregat campuran yang diperbolehkan tejadi di lapangan.Gradasi tengah adalah gradsi agregat yang merupakan nilai tengah dari rentang gradsi agregat yang diberikan dalam sfesifikasi. Gradsi tengah ini seringkali disebut sebagai gradasi ideal dari sfesifikasi campuran.
14 Juni 2009
Langganan:
Postingan (Atom)