Permukaan bumi (fisik) bentuknya tidak teratur, namun mendekati bentuk permukaan elipsoida (elips putar) dengan ukuran tertentu.
Pada suatu pemetaan, peta bumi dapat diasumsikan sebagai :
1.Bidang Datar, yakni bila wilayah pemetaan < 55 Km persegi
2.Permukaan Bola, yakni bila wilayah pemetaan > 55 Km persegi dan < 100 Km persegi
3.Ellipsoid, yakni bila wilayah pemetaan > 100 Km persegi
Catatan : “Untuk bentuk bumi / ellipsoid, maka hasil pengamatan perlu dilakukan reduksi – reduksi (koreksi – koreksi)”.
Berdasarkan luas daerah, pengukuran digolongkan dalam dua kelas, yaitu :
1.Kelas Pengukuran Tanah ( Ilmu Ukur Tanah ), yakni kelas pengukuran dimana permukaan bumi dianggap sebagai bidang datar (reduksi – reduksi diabaikan ).
2.Kelas Pengukuran Geodesi, yakni kelas pengukuran dimana permukaan bumi tidak lagi dianggap suatu bidang datar, sehingga reduksi harus diperhitungkan (kelengkungan bumi ). Ilmu menghitung parameter – parameter (reduksi ) pada pengukuran geodesi dikenal dengan “ Ilmu Proyeksi Peta “.
POSISI TITIK
Posisi Titik disuatu tempat dinyatakan dengan :
1.Posisi Horizontal (x , Y )
2.Posisi Vertikal ( Z )
Posisi Horizontal ( di Permukaan Bumi )
Posisi Horizontal di permukaan bumi dinyatakan oleh perpotongan garis meridian dan garis paralel yang melalui titik tersebut, dimana posisi ini disebut dengan Posisi Geografis / Posisi Geodetis.
Garis Meridian adalah lingkaran besar yang melalui Kutub Utara dan Kutub selatan, dimana garis ini disebut dengan garis “ Bujur “. Refernsi untuk garis bujur adalah bujur 0, dimana garis meridian ini melewati kota Greenwich di England. Untuk bujur yang berada di Timur referensi disebut dengan Bujur Timur ( 0° s/d 180° BT ) dan yang berada di Barat referensi disebut dengan Bujur Barat ( 0° s/d 180° BT )
Symbol untuk meridian (bujur ) adalah £(lamda ).
Garis Paralel, adalah lingkaran – lingkaran kecil yang sejajar dengan lingkaran equator (Khatulistiwa ) Garis ini disebut “ Garis Lintang “. Referensi untuk Garis Lintang adalah lingkaran Equator ( Lingkaran besar yang membelah Bumi Utara – Selatan sama besar, atau disebut juga garis Khatulistiwa. Lintang yang berada disebelah utara equator (+) disebut Lintang Utara ( 0 – 90° LU ) dan yang berada di selatan (-) disebut Lintang Selatan (0 – 90° LS ), symbol yang dipakai adalh ยต( phy ). Posisi titik dalam system ini (Bujur dan Lintang ) disebut dengan “ Sistem Koordinat Geodesi / Geogafi “ dengan symbol (lamda dan phy ).
Bidang Datar ( Peta )
Posisi Horizontal titik pada bidang dataran (bidang proyeksi ) dinyatakan dengan dengan system koordinat kartesien / kartesius / salib sumbu. Dimana Posisi Horizontal titik dinyatakan dengan absis ( x ) dan ordinat ( y ) atau merupakan perpotongan absis dan ordinat. Titik pangkal perpotongan absis dan ordinat yang dipakai sebagai referensi adalah titik ( 0, 0 ). Absis disebelah dari titik pangkal dinyatakan dengan harga plus ( + ) dan absis disebelah kiri dinyatakan dengan minus ( - ), demikian juga untuk ordinat yang berada disebelah utara / atas titik pangkal dinyatakan dengan harga plus ( + ) dan yang berada disebela selatan / bawah dinyatakan dengan harga minus ( - ). Absis dan Ordinat ini disebut “ Koordinat Proyeksi “.
Ketentuan – ketentuan yang berlaku dalam Ilmu Ukur Tanah terhadap system Koordinat Kartesius.
1.Sumbu Y Positif dihitung kearah Utara dan Negatif kearah Selatan.
2.Sumbu X Positif dihitung kearah Timur dan Negatif kearah Barat.
3.Kwadran I terletak diantara X Positif dan Y Positif.
4.Kwadran II terletak diantara X Positif dan Y Negatif.
5.Kwadran III terletak diantara X Negatif dan Y Negatif.
6.Kwadran IV terletak diantara X Negatif dan Y Positif.
Posisi Vertikal (di Bumi adanya dibidang datar )
Posisi Vertikal suatu titik adalah ketinggian titik tersebut dari suatu bidang referensi. Bidang referensi vertkal yang umum digunakan adalah permukaan laut rata – rata. ( Mean Sea Level / MSL ). Lambang yang sering dipergunakan adalah H.
05 Juni 2009
Langganan:
Postingan (Atom)